Selasa, 06 Mei 2014

PENGERTIAN, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR

1. Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar adalah Ilmu yang mempelajari dasar dasar atau nilai nilai tentang budaya dan juga mengajarkan tentang bagaimana menangani masalah yang di hadapi sehari hari. Ilmu budaya dasar juga di harapkan dapat memberikan pengetahuan dasar kebudayaan suatu negara.

2. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar bertujuan untuk mengenalkan budaya yang ada di sebuah negara dan juga untuk mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan. Ilmu budaya dasar juga sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kepribadian seseorang dengan cara memperluas pikiran orang tersebut terhadap budaya.

3. Ruanglingkup Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar mencakup beberapa bidang seni antara lain seni tari, seni rupa dll. Ilmu budaya dasar ini tidak hanya mempelajari tentang konsep konsep kebudayaan saja tapi ilmu budaya dasar ini juga dapat  mengkaji masalah sehari hari. Perdebatan terhadap berbagai budaya ini di lakukan dengan pengetahuan budaya  baik dengan suatu keahlian maupun dengan pendekatan berbagai keahlian.

Manusia Dan Pandangan Hidup


Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, Pujisyukur kami panjatkankehadiratTuhan Yang MahaEsa, yang telahmelimpahkanrahmat, taufiksertahidayahnya. Sehingga kami dapatmenyelesaikanmakalah yang berjudul “ManusiadanPandanganHidup”. Pembuatanmakalahinidisusununtukmenambahpengetahuanmahasiswadanmahasiswidalammenerimamatakuliah “IlmuBudayaDasar” danbagaimanacaramempelajarimaterilebihdalam.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.                                                  .

Depok, April 2014

Penyususn









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
1.2 Tujuan Penulisan 
1.3 Rumusan Masalah 
BAB II PEMBAHASAN 
2.1 Pandangan Hidup  
2.1.1 Pengertian Pandangan Hidup 
2.1.2 Unsur-Unsur Pandangan Hidup 
2.2 Hubungan Manusia dengan Pandangan Hidup 
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 
3.1 Kesimpulan 
DAFTAR PUSTAKA 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya. Dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran dan rasa. Ketika kekayaan manusia inilah yang membuat manusia disebut sebagai khalifah di bumi ini. Tuntukan hidup manusia lebih dari pada tuntutan hidup makhluk lainnya yang membuat manusia berfikir lebih maju untuk memenuhi kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup.
Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda mengelompokkan pandangan hidup yang berdeda-beda akan menciptakan paham atau aliran. Pandangan hidup tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan manusia. Jadi pandangan terhadap hidup ini adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia.
1.2 Tujuan Penulisan
Agar dapat memahami maksud dan arti mengenai manusia dan pandangan hidup
1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Apa yang dimaksud dengan pandangan hidup?
1.3.2 Bagaimana kaitannya pandangan hidup dengan manusia?  


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pandangan Hidup
2.1.1 Pengertian Pandangan Hidup
Pandanganhidupmemilkiartisebagaikompasdalammenetukanarahhidupsetiapmanusia, pedomanmanusiadalambertingkahlaku, pendirianmanusiadalammempertahankanprinsipdanpendapatataspolapikirmanusiadalammenilaidanmemandangsegalabentuk yang terciptadalamsemesta. Dengandemikianpandanganhidupitubukanlahtimbulseketikaataudalamwaktu   yang   singkatsaja, melainkanmelalui   proses waktu yang lama  danterusmenems, sehinggahasilpemikiranitudapatdiujikenyataannya. Hasilpemikiranitudapatditerimaolehakal, sehinggadiakuikebenarannya. Atasdasarinimanusiamenerimahasilpemikiranitusebagaipegangan,   pedoman,   arahan,   ataupetunjuk_yangdisebutpandanganhidup
  Dalam dunia nyata manusia terkadang mempunyai pandangan hidup yang saling menimbulkan perpecahan akibat perbedaan pandangan hidup yang mereka miliki. Hal ini terjadi tentu saja karena adanya beberapa faktor yang membuat seseorang mempertahankan pendangan hidupnya sendiri tanpa mempedulikan orang lain.
          Ada berbagai macam bentuk pandangan hidup yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari, contohnya pandangan hidup yang berasal dari Agama. Pandangan hidup ini merupakan mutlak adanya sesuai dengan apa yang diajarkannya di dalam Agama yang dianutnya. Didalam bentuk ajaran Islam pedoman hidup merupakan suatu Iman, yang merupakan pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah (Al-Quran) menurut sunnah Rasul-Nya.
2.1.2 Unsur-unsur Pandangan Hidup
Pandangan hidup memiliki beberapa unsur yang diantaranya adalah :
1.     Cita-cita
Cita-cita merupakan suatu keinginan yang akan di capai atau di tuju dalam jangka waktu yang direncanakan. Cita-cita biasa juga disebut dengan angan-angan, kemauan, keinginan atau harapan.
 2.     Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan adalah suatu perbuatan, tingkah laku, sikap yang dianggap sesuai dengan norma dan nilai yang ada pada masyarakat dan bermanfaat.

3.     Sikap Hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi suatu keadaan. Sikap dapat dibentuk dan dirubah sesuai dengan kondisi dan lingkungan sekitar.
2.2 Hubungan Manusia dengan Pandangan Hidup
Hubungan manusia dengan pandangan hidup sangat erat kaitannya karena manusia sangat membutuhkan pandangan hidup supaya mereka mendapatkan tujuan dari hidup mereka, pandangan hidup akan menjadi tiang besar di dalam diri setiap manusia. Manusia adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan dengan kesempurnaannya dapat memiliki akal dan pikiran, serta hati yang membentuk karakter manusia yang terbentuk dari 3 unsur, yaitu pikiran, hati nurani, dan hawa nafsu. Ketiganya harus berjalan secara seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain untuk menjadikan manusia itu memiliki karakter yang baik. Manusia harus dapat berpikir kritis dan ilmiah untuk menentukan masa depannya dengan menjadikan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, manusia harus mengerti apa arti dari pandangan hidup itu sebenarnya supaya mereka tidak terjerumus pada hal-hal yang bersifat negatif. Pandangan hidup adalah sikap yang paling mendasar yang dimiliki oleh manusia dalam menyikapi permasalahan yang terjadi di dalam kehidupannya, pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, sebagai petunjuk kehidupan di dunia.
1. Pandangan hidup dapat dibedakan menjadi 3, berdasarkan jenisnya :
• Pandangan hidup dari agama : Kebenarannya bersifat mutlak.
• Pandangan hidup dari ideologi : Berasal dari kebudayaan dan norma yang terdapat di wilayah atau di negara sendiri.
• Pandangan hidup dari proses merenung : Kebenarannya bersifat relatif.

2. Pandanganhidupberdasarkanasalnyayaituterdiridari 3 macam :
• Pandanganhidup yang berasaldariagama
• Pandanganhidup yang berupa ideology
• Pandanganhiduphasilrenungan
Pandangan hidup tersebut berbeda dengan cita-cita, cita-cita adalah suatu angan-angan yang ingin sekali kita capai dengan usaha dan kepercayaan diri kita untuk dapat mencapainya.


BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Pandanganhidupmerupakanpandanganseseorangterhadapkehidupannya. Setiap orang memilikipandanganhidup yang berdeda-bedadanmelahirkansuatupaham. Wujudpandanganhidupmanusiaberkaitandengancita-cita, kebajikan, dansikaphidup. Setiapmanusiajugapastimemilikipandanganhidupuntukmencapaikehidupan yang sejahtera, baiksebagaipedomandalamhidupnya, peganganataupunpetunjukhidupnya.
Makaseorang manusiaharus memegang teguh pandangan hidup yang dimilikinya agar dalam kehidupannya selalu melakukan kebajikandandalamsetiapperbuatan, manusiaharusmemahamietika yang berlakudalammasyarakat. Sehinggakehidupandalammemasyarakatmenjaditenangdantentram.






DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/Oki16/pandangan-hidup-26754694
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab8-manusia_dan_pandangan_hidup.pdf

Minggu, 04 Mei 2014

Manusia dan Tanggung Jawab



DAFTAR ISI....................................................................................................  1

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................  2
            1.1 Latar Belaakang..........................................................................  2
1.2 Rumusan Masalah            ......................................................................  2
1.3 Maksud dan Tujuan....................................................................  2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................   3
            2.1 Pengertian Manusia...................................................................  3
            2.2 Pengertian Tanggung Jawab......................................................  3
            2.3 Macam macam tanggung jawab...............................................  4
BAB IV PENUTUP.........................................................................................    6
            3.1 Kesimpulan................................................................................   6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................   5

BAB I PENDAHULUAN
  

1.1 LATAR BELAKANG
Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan Maha Adil, maka setiap orang pasti akan mempertanggung jawabkan perbuatannya, sekecil apapun itu, dan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Balasan bisa di terima kelak di akhirat, atau sekarang di dunia, atau bahkan dua-duanya, dibalas di dunia dan diakhirat.
Perilaku tanggung jawab harus diterapkan dimana saja kita berada karena ini merupakan sifat yang terpuji, oleh karena itu kita wajib bertanggung jawab atas segala bentuk apapun yang kita perbuat, entah itu perbuatan baik ataupun tidak. Bertanggung jawab berarti kita juga telah berlaku jujur.
Tanggung jawab kita sebagai manusia itu bermacam-macam mulai dari beribadah kepada Tuhan, sampai Kalifatullahi atau sebagai seorang pemimpin.
Maka dari itu kita sebagai manusia makhluk yang sempurna harus bersikap tanggung jawab dibidang apapun atau diprofesi apapun yang kita jalani agar semua yang kita lakukan mendapat Ridho dari Tuhan yang Maha Esa.
.

1.2 Rumusan Masalah

1.       Apakah pengertian manusia?
2.       Apakah pengertian Tanggung Jawab?


1.3 Maksud dan Tujuan

1.       Untuk mengetahui apa itu Manusia
2.       Untuk mengetahui apa itu Tanggung Jawab


BAB II PEMBAHASAN


2.1 Pengertian manusia

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalamagama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakatmajemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.

1.1 LATAR BELAKANG
Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan Maha Adil, maka setiap orang pasti akan mempertanggung jawabkan perbuatannya, sekecil apapun itu, dan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Balasan bisa di terima kelak di akhirat, atau sekarang di dunia, atau bahkan dua-duanya, dibalas di dunia dan diakhirat.
Perilaku tanggung jawab harus diterapkan dimana saja kita berada karena ini merupakan sifat yang terpuji, oleh karena itu kita wajib bertanggung jawab atas segala bentuk apapun yang kita perbuat, entah itu perbuatan baik ataupun tidak. Bertanggung jawab berarti kita juga telah berlaku jujur.
Tanggung jawab kita sebagai manusia itu bermacam-macam mulai dari beribadah kepada Tuhan, sampai Kalifatullahi atau sebagai seorang pemimpin.
Maka dari itu kita sebagai manusia makhluk yang sempurna harus bersikap tanggung jawab dibidang apapun atau diprofesi apapun yang kita jalani agar semua yang kita lakukan mendapat Ridho dari Tuhan yang Maha Esa.

2.2 Definisi Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. sehingga bertanggung jawab adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, dan memberikan jawab serta menanggung akibatnya.
Seorang pelajar memiliki kewajiban belajar. bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibanya serta dia juga telah bertanggung jawab atas kewajibannya. kadar penanggung jawabnnya adalah bila dalam ujian dia akan menerima hasil ujiannya apakah A, B, atau C.
Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya sikap tanggung jawab karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam.
Bagi orang yang kurang takut terhadap Tuhan, atau mungkin bahkan tidak peduli, masih ada konsep mengenai hukum karma. Bahwa alam semesta akan berfungsi sedemikian rupa sehingga setiap kejahatan akan kembali kepada si pembuatnya dengan berbagai cara. Demikian pula halnya dengan kebaikan.
Yang manapun itu, bertanggung jawab adalah nilai moral yang mulia. Yang membuat manusia berhati-hati untuk tidak merugikan orang lain, bahkan berusaha semampunya untuk selalu berbuat kebaikan bagi orang lain. Orang-orang yang bertanggung jawab adalah orang yang bermanfaat bagi sistem masyarakat,  atau sistem apapun juga. Sebaliknya orang-orang yang tidak bertanggung jawab cenderung merusak sistem di manapun dia berada.

2.3 MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
a. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia diciptakan oleh Tuhan mengalami periode lahir, hidup, kemudian mati. Agar manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai pengisi fase kehidupannya itu maka manusia tersebut atas namanya sendiri dibebani tanggung jawab. Sebab apabila tidak ada tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maka tindakannnya tidak terkontrol lagi. Intinya dari masing-masing individu dituntut adanya tanggung jawab untuk melangsungkan hidupnya di dunia sebagai makhluk Tuhan.
Contoh:
Manusia mencari makan, tidak lain adalah karena adanya tanggung jawab terhadap dirinya sendiri agar dapat melangsungkan hidupnya.

b. Tanggung jawab terhadap keluarga 
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri atas ayah-ibu, anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab itu menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Untuk memenuhi tanggung jawab dalam keluarga kadang-kadang diperlukan pengorbanan.
Contoh:
Seorang ayah rela bekerja membanting tulang demi memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

c. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila semua tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh:
Seseorang yang menyediakan rumahnya sebagai tempat pelacuran pada lingkungan masyarakat yang baik-baik, apapun alasannya tindakan ini termasuk tidak bertanggung jawab terhadap masyarakat, karena secara moral psikologis akan merusak masa depan generasi penerusnya di lingkungan masyarakat tersebut.

d. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkahlaku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawabkan kepada negara.
Contoh:
Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, guru Isa yang terkenal guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru Isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah. Kalau perbuatan itu di ketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.

e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawabmelainkan untuk mengisi kehidupannya. Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan, maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai Penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.
Contoh:
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada umumya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk Tuhan

  
BAB III PENUTUP


3.1   Kesimpulan
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran.
Tanggung jawab merupakan sesuatu yang mendampingi hak asasi manusia sejak lahir.dapat kita lihat tanggung jawab mengandung 2 unsur kata yaitu menangggung dan menjawab .menanggung sendiri yaitu memikul sesuatu baik nyata ataupun tidak sedangkan menjawab adalah sesuatu hasil yang mutlak dari sebuah reaksi manusia dalam merespon sesuatu disekitarnya.dapat diartikan tanggung jawab adalah sesuatu yang ditanggung dan harus dilakukan oleh manusia bauk terlihat maupun tidak terlihat.tanggung jawab sendiri erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari manusia maka dari itu diperlukan sebuah tekad untuk melaksanakan sebuah tanggung jawab.
               




               

               






Manusia dan Cinta Kasih



DAFTAR ISI....................................................................................................  1

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................  2
            1.1 Latar Belaakang..........................................................................  2
1.2 Rumusan Masalah            ......................................................................  2
1.3 Maksud dan Tujuan....................................................................  2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................   3
            2.1 Pengertian Manusia...................................................................  3
            2.2 Pengertian Cinta........................................................................   3
            2.3 Pengertian Cinta dan Kasih........................................................  4

BAB IV PENUTUP.........................................................................................    5
            3.1 Kesimpulan................................................................................   5

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................   5


BAB I PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang

Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaaan
seseorang. Cinta juga bisa dikatakan sebuah aksi atau kegiatan aktif yang di lakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu dan lain lain .

1.2 Rumusan Masalah

1.       Apakah pengertian manusia?
2.       Apakah pengertian Cinta?


1.3 Maksud dan Tujuan

1.       Untuk mengetahui apa itu cinta
2.       Untuk mengetahui apa itu manusia
3.       Untuk mengetahui apa itu cinta kasih



BAB II PEMBAHASAN


2.1 Pengertian manusia

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalamagama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakatmajemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.

2.2 Pengertian Cinta

                Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.
Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan sentiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke-21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:
·         Perasaan terhadap keluarga
·         Perasaan terhadap teman-teman, atau philia
·         Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
·         Perasaan yang hanya merupakan kemauan, keinginan hawa nafsu, atau cinta eros
·         Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
·         Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
·         Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
·         Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme


2.3   Pengertian Cinta Kasih


Dr Sarlito W. Sarwono berpendapat bahwa cinta memiliki 3 unsur yaitu:

a.      Keterikatan: Adanya perasaan untuk hanya bersama seseorang yang kita cintaiatau kita kasihi, segala prioritas hanya untuk dia, tidak mau pergi dengan oranglain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikitbeli oleh-oleh untuk dia.

b.      Keintiman: Adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkanbahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilanformal seperti bapak, Ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil namaatau panggilan sayang dan sebagainya. Makan dan minum dari satu piring-cangkirtanpa rasa risih ataupun jengah, pinjam meminjam baju, saling memakai uangtanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lainnya.


c.       Kemesraan: Adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa rindu jika jauh ataulama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang,dan suasana-suasana yang menimbulkan rasa romantis.Lalu menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cintaadalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangatkasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang ataucinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasihhampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasihdapat diartikan.


BAB III PENUTUP


3.1   Kesimpulan

1.       Manusia itu tidak bisa di pisahkan dengan cinta karen setiap manusia memiliki perasaan
2.       Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi




DAFTAR PUSTAKA



               

               





Manusia dan Penderitaan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 2
1.1 Latar Belaakang.......................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan.................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1 Pengertian Manusia................................................................... 3
2.2 Pengertian Penderitaan............................................................. 3

BAB IV PENUTUP......................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 6


BAB I PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang

Pada dasar nya manusia dan penderitaan itu berdampingan. Setiap manusia pernah mengalami penderitaan dalam hidup nya. Penderitaan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang dialami oleh manusia.Penderitaan ada yang berasal karena Tuhan dan ada juga yang berasal karena ulah manusia itu sendiri. Tuhan memberikan penderitaan kepada manusia agar manusia itu sadar dan berubah menuju jalan yang lurus yang telah ditentukan oleh Nya.Dibalik sebuah penderitaan manusia terdapat hikmah-hikmah yang positif yang bisa diambil oleh manusia untuk bisa merubah hidup nya menjadi jauh lebih baik lagi .

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian manusia?
2. Apakah pengertian Penderitaan?


1.3 Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Manusia
2. Untuk mengetahui apa itu Penderitaan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian manusia

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalamagama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakatmajemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.

2.2 Pengertian Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingkan dengan mahluk ciptaannya yang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya ? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya clan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dan dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhimya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
Baik dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umunya manusia kurang mempethatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.
Hal itu misalnya dalam surat Al.Insyiqoq:6 (q) dinyatakan "manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat tersebut harus diartikan, bahwa manusia hams bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak bole h lupa untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya, atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami oleh keluarganya. Penderitaan semacam itu karena kesalahaunya sendiri.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalarn menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan "resiko" karena seseorang mau'hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.
Pengertian Siksaan
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakanpindah agama atau cuci otak politik.
Penyiksaan hampir secara universal telah dianggap sebagai pelanggaran berat hak asasi manusia, seperti dinyatakan Deklarasi Hak Asasi Manusia. Para penandatangan Konvensi Jenewa Ketiga dan Konvensi Jenewa Keempat telah menyetujui untuk tidak melakukan penyiksaan terhadap orang yang dilindungi (penduduk sipil musuh atau tawanan perang) dalam suatu konflik bersenjata. Penanda tangan UN Convention Against Torture juga telah menyetujui untuk tidak secara sengaja memberikan rasa sakit atau penderitaan pada siapapun, untuk mendapatkan informasi atau pengakuan, menghukum, atau memaksakan sesuatu dari mereka atau orang ketiga. Walaupun demikian, organisasi-organisasi seperti Amnesty International memperkirakan bahwa dua dari tiga negara tidak konsisten mematuhi perjanjian-perjanjian tersebut.
Ketakutan Mental
Ketakutan mental memiliki arti dimana seorang individu merasakan ketakutan yang berlebihan atau bisa dibilang phobia. Hal ini bisa disebabkan karena trauma yang mendalam atau sugesti yang berlebihan dari diri kita masing-masing.
Mental seorang manusia itu sebagian besar diciptakan dari pikiran manusia itu sendiri. Jadi apabila kita memiliki ketakutan yang berlebihan pada sesuatu maka hal itu akan terbawa dampaknya pada mental kita. Sehingga menyebabkan ketakutan mental. Selain itu ketakutan mental juga bisa disebabkan karena kita mengalami trauma, dimana trauma tersebut sangat berpengaruh besar pada hidup kita. Sehingga rasa takut pada diri kita sulit untuk dihilangkan dan mengakibatkan ketakutan mental.
Maka dari itu ketakutan mental kebanyakan disebabkan oleh diri kita sendiri dan juga orang lain. Akan tetapi hal tersebut bisa dihindari apabila kita memiliki keberanian yang lebih besar dari rasa takut kita. Jangan lemah dan jangan mau kalah terhadap ketakutan pada diri kita sendiri.

BAB III PENUTUP


2.1 Kesimpulan


Pada hakekatnya penderitaan dan manusia itu berdampingan . karena penderitaan merupakain rangkaian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi tergantung bagaiaman seseorang menyikapi penderitaan tersebut. Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari penderitaan. Tidak semua penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa yang telah kita perbuat. Karena penderitaan tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya. Agar manusia tidak mengalami penderitaan yang berat untuk itu manusia harus bisa menjaga sikap dan kelakuannya baik kepada sesama manusia, alam sekitar , maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.

DAFTAR PUSTAKA

 http://id.wikipedia.org/wiki/Siksaan
http://www.scribd.com/doc/51197957/BAB-VI-Manusia-dan-Penderitaan
wahyuprakosa.staff.gunadarma.ac.id/.../bab6-manusia_dan_penderitaan








Manusia dan Keadilan



DAFTAR ISI....................................................................................................  1

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................  2
            1.1 Latar Belaakang..........................................................................  2
1.2 Rumusan Masalah            ......................................................................  2
1.3 Maksud dan Tujuan....................................................................  2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................   3
            2.1 Pengertian Manusia...................................................................  3
            2.2 Pengertian Keadilan.............................................................        3

BAB IV PENUTUP.........................................................................................    6
            3.1 Kesimpulan................................................................................   6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................   

BAB I PENDAHULUAN
  
1.1   Latar Belakang

Pada dasar nya manusia dan penderitaan itu berdampingan. Setiap manusia pernah mengalami penderitaan dalam hidup nya. Penderitaan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang dialami oleh manusia.Penderitaan ada yang berasal karena Tuhan dan ada juga yang berasal karena ulah manusia itu sendiri. Tuhan memberikan penderitaan kepada manusia agar manusia itu sadar dan berubah menuju jalan yang lurus yang telah ditentukan oleh Nya.Dibalik sebuah penderitaan manusia terdapat hikmah-hikmah yang positif yang bisa diambil oleh manusia untuk bisa merubah hidup nya menjadi jauh lebih baik lagi .

1.2 Rumusan Masalah

1.       Apakah pengertian manusia?
2.       Apakah pengertian Keadilan?


1.3 Maksud dan Tujuan

1.       Untuk mengetahui apa itu Manusia
2.       Untuk mengetahui apa itu Keadilan 

BAB II PEMBAHASAN




2.1 Pengertian manusia

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalamagama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakatmajemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.

2.2 Pengertian Keadilan

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran" [1]. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil" [2]. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.
Macam macam Keadilan :
a. Keadilan Komutatif => perlakuan terhadap sesorang dengan tidak melihat jasa-jasa yg telah diberikannya. 
b. Keadilan Distributif => perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-jasa yg telah diberikannya. 
c. Keadilan Kodrat Alam => memberi sesuatu sesuai dengan yg diberikan orang lain kepada kita. 
d. Keadilan Konvensional => keadilan yg diberikan jika seorang warga negara telah menaati segala peraturan perundang-undangan yg telah diberikan. 
e. Keadilan Perbaikan => keadilan yg diberikan jika seseorang telah bersaha memulihkan nama baik orang lain yg telah tercemar.


  
BAB III PENUTUP


2.1   Kesimpulan
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran.
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
               

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan