Selasa, 04 November 2014

MEMBETULKAN DAN MENGEFEKTIFKAN KALIMAT


Untuk membetulkan sesuatu, kita harus mengetahui dengan tepat letak kesalahan trlebih dahulu. Pada dasarnya kesalah itu dapat di bedakan menjadi dua yaitu kesalahan ejaan dan kesalahan tata bahasa. Selanjutnya kita harus membedakan antara kalimat yang salah dan kaimat yang kurang efektif, suatu kesalahan bisa saja mengakibatkan tuturan yang bersangkutan kurang efektif, namun ada juga tuturan yang dari sudut tata bahsa tidak salah tetapi juga kurang efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat ditanfkap dan mudah dipahami oleh pembaca, menghayati masing-masing tutran itu. Keterpahaman inilah yang menjadi salah satu kriteria kalimat efektif. Kriteria lain adalah kelaziman.

Kesalahan Kalimat
               
                Kesalahan kalimat dapat dibedakan menjadi dua segi, yaitu kesalahan internal dan kesalahan eksternal.
a.       Kesalahan Internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dalam kalimat. Kesalahan dari segi internal ini dapat dipilah dari beberapa tipe, tipe pertama adalah kesalahan kandungan isi yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis seperti contoh di bawah ini:
(1)    Dengan pemakaian pupuk urea pil dapat menyuburkan tanaman dan meningkatkan produksi pertanian. Seharusnya kata pemakaian dihilangkan  dan kalimatnya akan menjadi Dengan pupuk urea pil dapat menyuburkan tanaman dan meningkatkan produksi pertania.
(2)    Kepada semua informan mendapatkan dua macam instrumen yaitu angket dan catatan kegiatan. Seharusnya menjadi semua informan mendapatkan dua macam instrumen yaitu angket dan catatan kegiatan.
Tipe yang kedua adalah kesalahan karena ketidaklengkapan seperti contoh dibawah ini :
(1)    Situasi pasar bunga memang tidak menggembirakan. Sehingga pada pedagang bunga mulai berusaha di bidang bisnis yang lain.
Kalimat kedua pada teks tersebut hanya diisi keterangan, lebih baik jika kalimat itu diintegrasikan menjadi satu dengan kalimat sebelumnya seperti berikut ini.
Situasi pasar bunga memang tidak menggembirakan sehingga pada pedagang bunga mulai berusaha di bidang bisnis yang lain.
               
                Kalimat yang digunakan adalah kalimat-kalimat yang padat. Karena itu, kalimat-kalimat yang boros dan kata-kata dipandang sebagai kalimat yang tidak baik walaupun kalimat itu benar dari segi gramatika. Kalimat berikut ini adalah kalimat yang boros dan juga dapat dibuat menjadi lebih ringkas, misalnya :
(1)    Berdasarkan sifat masalah dan tujuan penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif.
(2)    Proyek lembah Dieng terletaj di dukuh Sumberjo, desa Kalisungo yang termasuk dalam daerah kabupaten Malang. Daerah Malang yang sejuk terdiri dari pegunungan-pegunungan kecil.
Dua buah kalimat dalam paragraf tersebut benar-benar internal, tetapi salh secara eksternal. Kedua kalimat itu tidak membentuk satu gagasan yang utuh dan padu dalam paragraf.



Membetulkan Kesalahan Kalimat
Ada beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat.

1.       Kalimat tanpa Subjek
Dalam menyusun sebuah kalimat seringkali dengan kata depan atau preposisi, lalu verb nya menggunakan bentuk aktif atau berawalan men- baik dengan dengan atau tanpa akhiran kan. Contoh :
(1)    Bagi yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.
(2)    Untuk perbaikan prasarana pengairan tersebut memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.
Untuk membetulkan kalimat diatas dapat dilakukan dengan :
a)      Menhilangkan kata depan pada masing masing kalimat tersebut
b)      Mengubah verba pada kalimat tersebut, misalnya dari aktif menjadi pasif.
Jadi kemungkinan pembetulan kedua kalimat adalah :
(1)    Yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor
(2)    perbaikan prasarana pengairan tersebut memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.

2.       Kalimat dengan Objek Berkata Depan
Kesalahan yang telah dibicarakan diatas dapat dikatakan sebagai kesalahan pemakaian kata depan pada awal kalimat yang biasanya diduduki subjek dan juga sering di temukan pada objek. Contoh :
(1)    Hari ini kita tidak akan membicarakan lagi mengenai soal harga, tetapi soal ada tidaknya barang itu.
(2)    Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan tentang dampak positif pembuatan waduk
Kalimat (1) dan (2) dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata depan mengenai pada kalimat (1) dan tentang pada kalimat (2) menjadi seperti di bawah ini.
(1)    Hari ini kita tidak akan membicarakan lagi soal harga, tetapi soal ada tidaknya barang itu.
(2)    Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan dampak positif pembuatan waduk.

3.       Kontruksi Pemilik Berkata Depan
Kesalahan pemakaian kata depan lain yang ditemui pada kontruksi frasa: termilik + pemilik. Contohnya :
(1)    Kebersihan lingkungan adalah kebutuhan dari warga
(2)    Buku buku daripada perpustakaan perlu ditambah.
Kontruksi frasa yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku buku daripada perpustakaan ini sering kita dengar dalam pidato pidato, misalnya :
(3)    Biaya dari pembangunan jembatan ini; kenaikan daripada harga harga barang elektronik.
Dalam karangan keilmuan kontruksi frasa yang tidak baku seperti di atas hendaknya dihindari karena dalam bahasa Indonesia hubungan “termilik + pemilik” bersifat implisit.
Kesalahan yang sering terjadi ialah pemakaian verba seperti kalimat dibawah ini, misalnya:
(1)    Setelah semuanya siap, mereka menaburi benih ikan yang terpilih.
(2)    Panitia menyerahkan hadiah lomba ketrampilan remaja pada acara penutupan.
Kesalahan seperti kalimat diatas dapat dibetulkan dengan cara melengkapinya, seperti dibawah ini:
(1a) Setelah semuanya siap, mereka menaburi benih ikan yang terpilih kolam itu.


4.       Kalimat yang ‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat dasra, verba dapat dibedakan menjadi verba yang meuntut hadirnya satu ‘pelaku’ dan verba yang menuntut hadirnya lebih dari satu ‘pelaku’. Contoh :
(1)    Dalam perkelahian itu dia berpikul-pukulan dengan gencarnya.
(2)    Dalam seminar itu dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan sampai berjam jam.
Dalam kalimat 1 verba berpukul pukulan menuntut hadirnya dau pelaku yaitu dia dan orang lain, misalnya Iqbal. Demikian pula dengan kalimat 2 diperlukan hadirnya pelaku sebagai mitra diskusi, misalnya para pakar.
(1)    Dalam perkelahian itu dia berpukul pukulan dengan Iqbal.
(2)    Dalam seminar itu, dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan  dengan para pakar.

5.       Penempatan yang slah kata aspek pada kalimat pasif berpronomina
Menurut kaidah, kanstruksi pasif berpronomina berpola aspek + pronomina +verba dasar. Kesalahan yang sering terjadi ialah penempatan aspek di antara pronomina dengan pronomina dengan verba. Contohnya :
                (1a) Saya sudah katakan bahwa....
                (1b) kita sedang periksa....
Bentuk bentuk seperti contoh diatas dapat dibetulkan dengan memindahkan kata aspek kedepan pronomina menjadi sebagau berikut:
                (1a) sudah saya katakan bahwa....
                (1b) sedang kita periksa.....

6.       Kesalahan Pemakaian Kata Sarana
Dalam menyusun kalimat sering dipakai kata sarana, kata sarana itu dapat berupa kata depan dan kaya penghubung. Kesalahan yang sering terjadi yaitu pada pemakaian kata depan di,pada,fan dalam. Contohnya :
(1)    Di saat istirahat penyuluh mendatangi petani.
(2)    Dalam tahun 1965 terjadi pemberontakan G30S/PKI.
Kata depan di (1) seharusnya adalah pada; kata depan dalam (2) seharusnya adalah pada.
Adapun kesalahan pemakaian kata  penghubung umumnya terjadi karena ketidaksesuaian antara pemakaian kata penghubung dan makna hubunngan antarklausanya, misalnya :
(3)    Rapat hari ini ditunda berhubung peserta tidak memenuhi kuorum.
Kata penghubung berhubung seharusnya di ganti karena atau sebab menjadi seperti dibawah ini :
(3a) Rapat hari ini ditunda karena peserta tidak memenuhi kuorum.
               
Efektivitas kalimat
Ada beberapa yang mengakibatkan suatu kalimat menjad iefektif. Penyebab suatu tuturan menjadi kurang efektif .
1.       Kurangpadunyakesatuangagasan
Telah kita ketahui bahwa setiap tuturan terdiri atas beberapa bagian atau satu angramatikal. Contoh :
      Selulus  dari SMA, Wati bercita-cita melanjutkan studinya di fakultas ekonomi. Fakultas ekonomi            didirikan pada tahun 1972.Dosen asisten, dan karyawannya mempunyai dedikasi yang cukup tinggi.

Dengan mengetahui tidak adanya kesatuan gagasan pada contoh diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa kesatuan gagasan akan terwujud bila mana gagasan yang satu bertautan dengan gagasan-gagasan lain.

Kurang ekonomis pemakaian kata
                Ekonomis dalam berbahasa berarti penghematan pemakaian kata dalam tuturan. Penghematan ini berkaitan dengan masalah keseksamaan penuturan. Agar penuturan menjadi seksama, kata-kata yang dipakai hendaknya sesuai benar dengan gagasan yang ingin diungkapkan. Contoh :
Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah, tetapi juga dirasakan oleh kelompok elite pribumi.

Menjadi:

Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah dan kelompok elite.


Senin, 20 Oktober 2014

Pembentukan Kata Lebih Lanjut

PEMBENTUKAN KATA
  • ·         Pembentukan Lebih Lanjut

Yang dimaksud pembentukan lebih lanjut ialah pembentukan turunan melalui proses morfologi bahasa Indonesia dengan kata-kata serapan sebagai bentuk dasarnya. Pembicaraan mengenai pembentukan lebih lanjut sebenarnya sudah dimulai ketika dibicarakan konfiks peng-an dan ke-an dengan kata serapan sebagai dasarnya. Begitu juga waktu dibicarakan pengulangan kata ‘data’ ’politisi’, dan ‘arwah’.
Kata-kata yang diawali dengan konsonan hambatan hambatan tak bersuara /p/,/t/,/k/, dan geseran apiko-alveolar /s/ jika mendapat awalan meng- atau peng- fonem tersebut hilang atau luluh, contohnya: pukul menjadi memukul dan pemukul, karang menjadi mengarang dan pengarang, susun menjadi menyusun dan penyusun.
Kata-kata yang diawali dengan konsonan hambatan bliabial tak bersuara /p/ contohnya: paket, parkir. Jika mendapat awalan meng- dan peng- atau peng-an, menjadi memaketkan, memakirkan; pemaketan, pemarkiran.
Kata-kata serapan yang diawali dengan konsonan hambatan apiko dental tak bersuara /t/ contohnya: target, teror. Apabila dibentuk dengan awalan meng- menjadi menargetkan atau mentargetkan;  meneror atau menteror. Jika dibentuk dengan peng-an menjadi penargetan atau pentargetkan; peneroran atau penteroran.
Konsonan hambatan labio-dental tak bersuara /f/ dulu disesuaikan dengan system fonologi bahasa indonesia menjadi /p/. Contohnya: pikir menjadi memikirkan dan pemikiran; fitnah menjadi memfitnah dan pemfitnahan.
Konsonan hambatan dorso-velar tak bersuara /k/ yang mengalami kata-kata katrol, kontak luluh apabila mendapat awalan meng- atau konfiks peng-an. Contohnya: katrol menjadi mengatrol atau pengatrolan; kontak menjadi mengontak dan pengontakan.
Kata-kata serapan yang diawali dengan fonem geseran apiko-dental tak bersuara /s/ ada yang mengalami peluluhan dan ada yang tidak. Contohnya: sample menjadi menyampel dan penyampelan; sekrup menjadi menyekrup dan penyekrupan.
Kata dasar yang diawali oleh gugus konsonan /pr/ seperti pada protes jika mendapat awalan meng-/p/ tidak akan luuh menjadi memprotes tetapi jika mendapat konfiks peng-an /p/-nya lulu menjadi pemrotesan.
Sedangkan kata serapan yang diawali oleh gugus konsonan /kr/, /k/-nya tidak akan hilang bila mendapat awalan meng-. Contohnya: kristal menjadi mengkristal, tetapi akan lebur apabila awalan peng- atau penga-an menjadi pengristalan dan pengristal.
Kata-kata serapan yang diawali dengan gugus konsonan /tr/, /st/, /sk/, /sp/, /pl/, /kl/, konsonan yang awalnya tidak pernah mengalami peleburan baik dalam pembentukan dengan awalan meng-, peng-, maupun konfiks peng-an. Contoh mentraktir, pentraktir; menstabilkan, penstabil.


               

                

Kamis, 16 Oktober 2014

Ucapan Dan Ejaan

Ucapan Dan Ejaan

Ucapan
Bahasa Indonesia bagi sebagian besar penuturnya adalah bahasa kedua. Para penutur yang berbahasa Indonesia, bahasa Indonesia mereka terpengaruh oleh bahasa daerah yang mereka kuasai sebelumnya. Pengaruh itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan.
Ejaan

Pengantar
Sebelum EYD diumumkan, dalam tulis menulis dipergunakan Ejaan Soewandi atau ejaan Republik yang berlaku mulai 19 Maret 1947. Namun sebelum ejaan Soewandi berlaku ejaan Van Ophuysen yang ketentuannya dimuat dalam Kitab Logat Malajoe yang disusun dengan bantuan Engku Nawawi Gelar Soeta Ma’mur dan Muhammad Taib Soetan Ibrahim yang berlaku sejak tahun 1901, digunakan huruh Jawi atau Arab Melayu dan juga dengan huruf Latin dengan ejaan yang tifdak teratur.

1. Penulisan Huruf
A. Penulisan Huruf Kapital

1.Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab suci.
Contoh : Hanya pada-Mu lah kami memohon, Hanya Engkaulah yang tahu segalanya.

2.Digunakan pada nama diri, gelar kehormatan, keturunan, atau keagamaan
Contoh : Muhammad Irfan Rapiansyah, Haji Agus Salim

3.Digunakan pada nama jabatan apabila dikaitkan dengan nama instansi atau nama daerah
Contoh : Gubernur DKI Jakarta,  Rektor Universitas Gunadarma

4.Digunakan pada nama diri atau nama lembaga
Contoh nama diri : Amir Hamzah, Halim Perdana Kusuma
Contoh nama lembaga : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma

5.Kemudian kata-kata yang digunakan dalam pengertian khusus harus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata-kata dengan pengertian umum ditulis dengan huruf kecil
Contoh : kata presiden, gubernur, universitas, atau fakultas.
-Huruf Tebal dan Miring
Seperti halnya nama lembaga, judul buku atau karangan kata-katanya harus diawali dengan huruf kapital dan juga tebal.
Contoh : Tata Bahasa Baku Indonesia, Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Judul naskah yang belum diterbitkan seperti buku naskah skripsi, tesis atau disertai cukup ditulis dengan tanda petik(“__”)
Contoh : “Ejaan yang Benar salam bahasa Indonesia”, “Frase Nomina dalam bahasa Indonesia”.

6.Penulisan Partikel dan Awalan
Dalammenulis kata-kata sesuai dengan pedoman ejaan yang disempurnakan perlu diperhatikan penulisan kata atau partikel yang dirangkai dsn yang tidak dirangkai.
Ada kata atau awalan yang harus ditulis serangkai, yaitu adi- misal adidaya, adikuasa, adimarga. Juga awalan awa- pada awabau, awaaair, awawarna. Kata antara ditulis terpisah, tetapi antar- ditulis serangkai, contoh : antarkota, antarpulau.
Kata maha apabila dirangkai dengan kata dasar ditulis serangkai. Contoh : mahasiswa, mahaguru, Mahakuasa. Tapi apabila dirangkai dengan kata bentukan tidak dirangkaikan. Contoh : Maha Pemurah, Maha Mengetahui.
Bentuk-bentuk lain yang dirangkai adalah awalan pra-, pasca-, pramu-, purna, tuna-. Contoh prasejarah, pascasarjana.

7.Penulisan Bilangan
Bilangan ada yang ditulis dengan angka dan juga ada yang ditulis dengan huruf. Bilangan yang menunjukan tahun, jam, tanggal, nomor rumah, harus ditulis dengan angka sedangkan yang menunjukkan jumlah dari satu sampai sembilan ditulis dengan huruf, misalkan “dua juta rupiah” dapat di tulis dengan huruf kecuali di dalam grafik atau tabel. Dalam penulisan jumlah, ukuran dan timbangan itu digunakan juga titik dan koma, misalkan 1.000.000.untuk bilangan menyatakan rupiah digunakan koma di belakang satuan rupiah yang diikuti oleh nol nol untuk satuan ketip dan sen.

8.Tanda Baca
Ada beracam-macam tanda baca, seperti titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (:), dan petik (“_”).

a.Tanda Titik
Tanda titik digunakkan pada akhir atau berakhirnya kalimat. Tanda titik juga digunakan sesudah nomor bab atau subbab.
Contoh : Dr. Dharma Tintri, Izzati Amperaningrum, S.E M.M

b.Tanda Koma
Koma digunakan untuik menandai adanya jeda dalam suatu kalimat. Tanda koma digunakan dalam kalimat majemuk yang anak kalimatnya mendahului induk kalimat.
Contoh : Meskipun hujan, ia pergi juga ke kantor.
               Karena sakit, ia tidak jadi pergi ke Jakarta.
Tanda koma juga digunakan untuk memisahkan dua kalimat yang setara yang dihubungkan dengan kata tetapi atau melainkan.
Contoh : Orang itu kaya, tetapi tidak kikir
               Yang sudah lulus bukan dia, melainkan adiknya.
c.Titik Koma
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh : Semua pemain bola diperlakukan sama; tidak ada yang dianakemaskan
Titik koma juga digunakan untuk membatasi bagian-bagian kalimat yang sudah mengandung koma.
Contoh : Di toko olahraga Saya membeli bola, sepatu, kaos kaki; Temanku     membeli baju bola, sarung tangan; sedangkan Ali membeli celana olahraga.
d.Titik Dua
Tanda titik dua dipakai diakhir suatu pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkaian atau perincian.
Contoh : Universitas Gunadarma mempunyai dua cabang olahraga: Sepak bola dan Basket.
Tanda titik dua juga digunakan untuk pemerian yang berbentuk formula, misalkan pemerian suatu organisasi sebagai berikut
Ketua : Irfan
Sekretaris  : Gini
Bendahara : Putri




 


Senin, 23 Juni 2014

Manusia Dan Harapan

A. Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu menyangkut permasalahan masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan – pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing. Misalnya, Budi hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan terkadang akan berakibat menjadi tertawaan orang banyak seperti pribahasa “Si pungguk merindukan bulan”, walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia ini bila Tuhan berkehandak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan dapat terwujud, maka diperlukan usaha dengan sungguh – sungguh, berdoa dan pada akhirnya bertawakal agar harapan itu dapat terwujud.

B. Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan ?
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah :
a)      Kelangsungan hidup (survival)
b)      Keamanan (safety)
c)      Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)      Diakui linkungan (status)

e)      Perwujudan cita – cita (self actualization)

Manusia dan Kegelisahan

Pengertian Kegelisahan

Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang beraru tidak tenteram hatinya selalu merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hari maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya tidak sabar ataupun dalam kecemasa.Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau gerak gerik tersebut muknya lain dari bisasanya mialnya berjalan mondar mandir dalam ruangan tertentu sambil menundukkannya kepadalnya memandang jauh kedepan sambil mengepalkan tangannya duduk termenung sambil memegang kepalanya duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain lainKegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari keemasan karena itu dalam kehidupn sehari hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan kekhawatiran ataupunk ketakutan definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena hal yang didingainkannya tidak tercapai.


Ada 3 macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu : 1. Kecemasan tentang kenyataaan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorangyang mengancam ntuk mencelakaakaknnya pengalaman bahaya mewarisi kecenderungannya untuk menjadi takut kalau berada dekat benda benda tertentu atau keadaan tertentu di lingkungannya.2. Kecemasan Nerotis (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya yang naluriah.  3. Kecemasaan MorilKecemasan moril sidebabkan karena pribadi seseorang.


Sebab-sebab Orang Gelisah§  Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran ( yang telah dilakukan )
§  Gelisah terhadap hasil kerja ( tidak memenuhi kepuasan spiritual)
§  Takut akan kehilangan milik ( harta dan jabatan )
§ 
Takut menghadapi keadaan masa depan ( yang tidak disukai )

Selasa, 06 Mei 2014

PENGERTIAN, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR

1. Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar adalah Ilmu yang mempelajari dasar dasar atau nilai nilai tentang budaya dan juga mengajarkan tentang bagaimana menangani masalah yang di hadapi sehari hari. Ilmu budaya dasar juga di harapkan dapat memberikan pengetahuan dasar kebudayaan suatu negara.

2. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar bertujuan untuk mengenalkan budaya yang ada di sebuah negara dan juga untuk mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan. Ilmu budaya dasar juga sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kepribadian seseorang dengan cara memperluas pikiran orang tersebut terhadap budaya.

3. Ruanglingkup Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar mencakup beberapa bidang seni antara lain seni tari, seni rupa dll. Ilmu budaya dasar ini tidak hanya mempelajari tentang konsep konsep kebudayaan saja tapi ilmu budaya dasar ini juga dapat  mengkaji masalah sehari hari. Perdebatan terhadap berbagai budaya ini di lakukan dengan pengetahuan budaya  baik dengan suatu keahlian maupun dengan pendekatan berbagai keahlian.

Manusia Dan Pandangan Hidup


Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, Pujisyukur kami panjatkankehadiratTuhan Yang MahaEsa, yang telahmelimpahkanrahmat, taufiksertahidayahnya. Sehingga kami dapatmenyelesaikanmakalah yang berjudul “ManusiadanPandanganHidup”. Pembuatanmakalahinidisusununtukmenambahpengetahuanmahasiswadanmahasiswidalammenerimamatakuliah “IlmuBudayaDasar” danbagaimanacaramempelajarimaterilebihdalam.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.                                                  .

Depok, April 2014

Penyususn









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
1.2 Tujuan Penulisan 
1.3 Rumusan Masalah 
BAB II PEMBAHASAN 
2.1 Pandangan Hidup  
2.1.1 Pengertian Pandangan Hidup 
2.1.2 Unsur-Unsur Pandangan Hidup 
2.2 Hubungan Manusia dengan Pandangan Hidup 
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 
3.1 Kesimpulan 
DAFTAR PUSTAKA 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya. Dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran dan rasa. Ketika kekayaan manusia inilah yang membuat manusia disebut sebagai khalifah di bumi ini. Tuntukan hidup manusia lebih dari pada tuntutan hidup makhluk lainnya yang membuat manusia berfikir lebih maju untuk memenuhi kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup.
Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda mengelompokkan pandangan hidup yang berdeda-beda akan menciptakan paham atau aliran. Pandangan hidup tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan manusia. Jadi pandangan terhadap hidup ini adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia.
1.2 Tujuan Penulisan
Agar dapat memahami maksud dan arti mengenai manusia dan pandangan hidup
1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Apa yang dimaksud dengan pandangan hidup?
1.3.2 Bagaimana kaitannya pandangan hidup dengan manusia?  


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pandangan Hidup
2.1.1 Pengertian Pandangan Hidup
Pandanganhidupmemilkiartisebagaikompasdalammenetukanarahhidupsetiapmanusia, pedomanmanusiadalambertingkahlaku, pendirianmanusiadalammempertahankanprinsipdanpendapatataspolapikirmanusiadalammenilaidanmemandangsegalabentuk yang terciptadalamsemesta. Dengandemikianpandanganhidupitubukanlahtimbulseketikaataudalamwaktu   yang   singkatsaja, melainkanmelalui   proses waktu yang lama  danterusmenems, sehinggahasilpemikiranitudapatdiujikenyataannya. Hasilpemikiranitudapatditerimaolehakal, sehinggadiakuikebenarannya. Atasdasarinimanusiamenerimahasilpemikiranitusebagaipegangan,   pedoman,   arahan,   ataupetunjuk_yangdisebutpandanganhidup
  Dalam dunia nyata manusia terkadang mempunyai pandangan hidup yang saling menimbulkan perpecahan akibat perbedaan pandangan hidup yang mereka miliki. Hal ini terjadi tentu saja karena adanya beberapa faktor yang membuat seseorang mempertahankan pendangan hidupnya sendiri tanpa mempedulikan orang lain.
          Ada berbagai macam bentuk pandangan hidup yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari, contohnya pandangan hidup yang berasal dari Agama. Pandangan hidup ini merupakan mutlak adanya sesuai dengan apa yang diajarkannya di dalam Agama yang dianutnya. Didalam bentuk ajaran Islam pedoman hidup merupakan suatu Iman, yang merupakan pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah (Al-Quran) menurut sunnah Rasul-Nya.
2.1.2 Unsur-unsur Pandangan Hidup
Pandangan hidup memiliki beberapa unsur yang diantaranya adalah :
1.     Cita-cita
Cita-cita merupakan suatu keinginan yang akan di capai atau di tuju dalam jangka waktu yang direncanakan. Cita-cita biasa juga disebut dengan angan-angan, kemauan, keinginan atau harapan.
 2.     Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan adalah suatu perbuatan, tingkah laku, sikap yang dianggap sesuai dengan norma dan nilai yang ada pada masyarakat dan bermanfaat.

3.     Sikap Hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi suatu keadaan. Sikap dapat dibentuk dan dirubah sesuai dengan kondisi dan lingkungan sekitar.
2.2 Hubungan Manusia dengan Pandangan Hidup
Hubungan manusia dengan pandangan hidup sangat erat kaitannya karena manusia sangat membutuhkan pandangan hidup supaya mereka mendapatkan tujuan dari hidup mereka, pandangan hidup akan menjadi tiang besar di dalam diri setiap manusia. Manusia adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan dengan kesempurnaannya dapat memiliki akal dan pikiran, serta hati yang membentuk karakter manusia yang terbentuk dari 3 unsur, yaitu pikiran, hati nurani, dan hawa nafsu. Ketiganya harus berjalan secara seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain untuk menjadikan manusia itu memiliki karakter yang baik. Manusia harus dapat berpikir kritis dan ilmiah untuk menentukan masa depannya dengan menjadikan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, manusia harus mengerti apa arti dari pandangan hidup itu sebenarnya supaya mereka tidak terjerumus pada hal-hal yang bersifat negatif. Pandangan hidup adalah sikap yang paling mendasar yang dimiliki oleh manusia dalam menyikapi permasalahan yang terjadi di dalam kehidupannya, pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, sebagai petunjuk kehidupan di dunia.
1. Pandangan hidup dapat dibedakan menjadi 3, berdasarkan jenisnya :
• Pandangan hidup dari agama : Kebenarannya bersifat mutlak.
• Pandangan hidup dari ideologi : Berasal dari kebudayaan dan norma yang terdapat di wilayah atau di negara sendiri.
• Pandangan hidup dari proses merenung : Kebenarannya bersifat relatif.

2. Pandanganhidupberdasarkanasalnyayaituterdiridari 3 macam :
• Pandanganhidup yang berasaldariagama
• Pandanganhidup yang berupa ideology
• Pandanganhiduphasilrenungan
Pandangan hidup tersebut berbeda dengan cita-cita, cita-cita adalah suatu angan-angan yang ingin sekali kita capai dengan usaha dan kepercayaan diri kita untuk dapat mencapainya.


BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Pandanganhidupmerupakanpandanganseseorangterhadapkehidupannya. Setiap orang memilikipandanganhidup yang berdeda-bedadanmelahirkansuatupaham. Wujudpandanganhidupmanusiaberkaitandengancita-cita, kebajikan, dansikaphidup. Setiapmanusiajugapastimemilikipandanganhidupuntukmencapaikehidupan yang sejahtera, baiksebagaipedomandalamhidupnya, peganganataupunpetunjukhidupnya.
Makaseorang manusiaharus memegang teguh pandangan hidup yang dimilikinya agar dalam kehidupannya selalu melakukan kebajikandandalamsetiapperbuatan, manusiaharusmemahamietika yang berlakudalammasyarakat. Sehinggakehidupandalammemasyarakatmenjaditenangdantentram.






DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/Oki16/pandangan-hidup-26754694
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab8-manusia_dan_pandangan_hidup.pdf

Minggu, 04 Mei 2014

Manusia dan Tanggung Jawab



DAFTAR ISI....................................................................................................  1

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................  2
            1.1 Latar Belaakang..........................................................................  2
1.2 Rumusan Masalah            ......................................................................  2
1.3 Maksud dan Tujuan....................................................................  2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................   3
            2.1 Pengertian Manusia...................................................................  3
            2.2 Pengertian Tanggung Jawab......................................................  3
            2.3 Macam macam tanggung jawab...............................................  4
BAB IV PENUTUP.........................................................................................    6
            3.1 Kesimpulan................................................................................   6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................   5

BAB I PENDAHULUAN
  

1.1 LATAR BELAKANG
Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan Maha Adil, maka setiap orang pasti akan mempertanggung jawabkan perbuatannya, sekecil apapun itu, dan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Balasan bisa di terima kelak di akhirat, atau sekarang di dunia, atau bahkan dua-duanya, dibalas di dunia dan diakhirat.
Perilaku tanggung jawab harus diterapkan dimana saja kita berada karena ini merupakan sifat yang terpuji, oleh karena itu kita wajib bertanggung jawab atas segala bentuk apapun yang kita perbuat, entah itu perbuatan baik ataupun tidak. Bertanggung jawab berarti kita juga telah berlaku jujur.
Tanggung jawab kita sebagai manusia itu bermacam-macam mulai dari beribadah kepada Tuhan, sampai Kalifatullahi atau sebagai seorang pemimpin.
Maka dari itu kita sebagai manusia makhluk yang sempurna harus bersikap tanggung jawab dibidang apapun atau diprofesi apapun yang kita jalani agar semua yang kita lakukan mendapat Ridho dari Tuhan yang Maha Esa.
.

1.2 Rumusan Masalah

1.       Apakah pengertian manusia?
2.       Apakah pengertian Tanggung Jawab?


1.3 Maksud dan Tujuan

1.       Untuk mengetahui apa itu Manusia
2.       Untuk mengetahui apa itu Tanggung Jawab


BAB II PEMBAHASAN


2.1 Pengertian manusia

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalamagama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakatmajemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.

1.1 LATAR BELAKANG
Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan Maha Adil, maka setiap orang pasti akan mempertanggung jawabkan perbuatannya, sekecil apapun itu, dan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Balasan bisa di terima kelak di akhirat, atau sekarang di dunia, atau bahkan dua-duanya, dibalas di dunia dan diakhirat.
Perilaku tanggung jawab harus diterapkan dimana saja kita berada karena ini merupakan sifat yang terpuji, oleh karena itu kita wajib bertanggung jawab atas segala bentuk apapun yang kita perbuat, entah itu perbuatan baik ataupun tidak. Bertanggung jawab berarti kita juga telah berlaku jujur.
Tanggung jawab kita sebagai manusia itu bermacam-macam mulai dari beribadah kepada Tuhan, sampai Kalifatullahi atau sebagai seorang pemimpin.
Maka dari itu kita sebagai manusia makhluk yang sempurna harus bersikap tanggung jawab dibidang apapun atau diprofesi apapun yang kita jalani agar semua yang kita lakukan mendapat Ridho dari Tuhan yang Maha Esa.

2.2 Definisi Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. sehingga bertanggung jawab adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, dan memberikan jawab serta menanggung akibatnya.
Seorang pelajar memiliki kewajiban belajar. bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibanya serta dia juga telah bertanggung jawab atas kewajibannya. kadar penanggung jawabnnya adalah bila dalam ujian dia akan menerima hasil ujiannya apakah A, B, atau C.
Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya sikap tanggung jawab karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam.
Bagi orang yang kurang takut terhadap Tuhan, atau mungkin bahkan tidak peduli, masih ada konsep mengenai hukum karma. Bahwa alam semesta akan berfungsi sedemikian rupa sehingga setiap kejahatan akan kembali kepada si pembuatnya dengan berbagai cara. Demikian pula halnya dengan kebaikan.
Yang manapun itu, bertanggung jawab adalah nilai moral yang mulia. Yang membuat manusia berhati-hati untuk tidak merugikan orang lain, bahkan berusaha semampunya untuk selalu berbuat kebaikan bagi orang lain. Orang-orang yang bertanggung jawab adalah orang yang bermanfaat bagi sistem masyarakat,  atau sistem apapun juga. Sebaliknya orang-orang yang tidak bertanggung jawab cenderung merusak sistem di manapun dia berada.

2.3 MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
a. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia diciptakan oleh Tuhan mengalami periode lahir, hidup, kemudian mati. Agar manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai pengisi fase kehidupannya itu maka manusia tersebut atas namanya sendiri dibebani tanggung jawab. Sebab apabila tidak ada tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maka tindakannnya tidak terkontrol lagi. Intinya dari masing-masing individu dituntut adanya tanggung jawab untuk melangsungkan hidupnya di dunia sebagai makhluk Tuhan.
Contoh:
Manusia mencari makan, tidak lain adalah karena adanya tanggung jawab terhadap dirinya sendiri agar dapat melangsungkan hidupnya.

b. Tanggung jawab terhadap keluarga 
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri atas ayah-ibu, anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab itu menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Untuk memenuhi tanggung jawab dalam keluarga kadang-kadang diperlukan pengorbanan.
Contoh:
Seorang ayah rela bekerja membanting tulang demi memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

c. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila semua tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh:
Seseorang yang menyediakan rumahnya sebagai tempat pelacuran pada lingkungan masyarakat yang baik-baik, apapun alasannya tindakan ini termasuk tidak bertanggung jawab terhadap masyarakat, karena secara moral psikologis akan merusak masa depan generasi penerusnya di lingkungan masyarakat tersebut.

d. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkahlaku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawabkan kepada negara.
Contoh:
Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, guru Isa yang terkenal guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru Isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah. Kalau perbuatan itu di ketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.

e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawabmelainkan untuk mengisi kehidupannya. Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan, maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai Penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.
Contoh:
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada umumya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk Tuhan

  
BAB III PENUTUP


3.1   Kesimpulan
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran.
Tanggung jawab merupakan sesuatu yang mendampingi hak asasi manusia sejak lahir.dapat kita lihat tanggung jawab mengandung 2 unsur kata yaitu menangggung dan menjawab .menanggung sendiri yaitu memikul sesuatu baik nyata ataupun tidak sedangkan menjawab adalah sesuatu hasil yang mutlak dari sebuah reaksi manusia dalam merespon sesuatu disekitarnya.dapat diartikan tanggung jawab adalah sesuatu yang ditanggung dan harus dilakukan oleh manusia bauk terlihat maupun tidak terlihat.tanggung jawab sendiri erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari manusia maka dari itu diperlukan sebuah tekad untuk melaksanakan sebuah tanggung jawab.
               




               

               






Manusia dan Cinta Kasih



DAFTAR ISI....................................................................................................  1

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................  2
            1.1 Latar Belaakang..........................................................................  2
1.2 Rumusan Masalah            ......................................................................  2
1.3 Maksud dan Tujuan....................................................................  2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................   3
            2.1 Pengertian Manusia...................................................................  3
            2.2 Pengertian Cinta........................................................................   3
            2.3 Pengertian Cinta dan Kasih........................................................  4

BAB IV PENUTUP.........................................................................................    5
            3.1 Kesimpulan................................................................................   5

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................   5


BAB I PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang

Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaaan
seseorang. Cinta juga bisa dikatakan sebuah aksi atau kegiatan aktif yang di lakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu dan lain lain .

1.2 Rumusan Masalah

1.       Apakah pengertian manusia?
2.       Apakah pengertian Cinta?


1.3 Maksud dan Tujuan

1.       Untuk mengetahui apa itu cinta
2.       Untuk mengetahui apa itu manusia
3.       Untuk mengetahui apa itu cinta kasih



BAB II PEMBAHASAN


2.1 Pengertian manusia

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalamagama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakatmajemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.

2.2 Pengertian Cinta

                Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.
Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan sentiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke-21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:
·         Perasaan terhadap keluarga
·         Perasaan terhadap teman-teman, atau philia
·         Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
·         Perasaan yang hanya merupakan kemauan, keinginan hawa nafsu, atau cinta eros
·         Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
·         Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
·         Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
·         Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme


2.3   Pengertian Cinta Kasih


Dr Sarlito W. Sarwono berpendapat bahwa cinta memiliki 3 unsur yaitu:

a.      Keterikatan: Adanya perasaan untuk hanya bersama seseorang yang kita cintaiatau kita kasihi, segala prioritas hanya untuk dia, tidak mau pergi dengan oranglain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikitbeli oleh-oleh untuk dia.

b.      Keintiman: Adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkanbahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilanformal seperti bapak, Ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil namaatau panggilan sayang dan sebagainya. Makan dan minum dari satu piring-cangkirtanpa rasa risih ataupun jengah, pinjam meminjam baju, saling memakai uangtanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lainnya.


c.       Kemesraan: Adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa rindu jika jauh ataulama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang,dan suasana-suasana yang menimbulkan rasa romantis.Lalu menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cintaadalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangatkasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang ataucinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasihhampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasihdapat diartikan.


BAB III PENUTUP


3.1   Kesimpulan

1.       Manusia itu tidak bisa di pisahkan dengan cinta karen setiap manusia memiliki perasaan
2.       Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi




DAFTAR PUSTAKA