Untuk
membetulkan sesuatu, kita harus mengetahui dengan tepat letak kesalahan trlebih
dahulu. Pada dasarnya kesalah itu dapat di bedakan menjadi dua yaitu kesalahan
ejaan dan kesalahan tata bahasa. Selanjutnya kita harus membedakan antara
kalimat yang salah dan kaimat yang kurang efektif, suatu kesalahan bisa saja
mengakibatkan tuturan yang bersangkutan kurang efektif, namun ada juga tuturan
yang dari sudut tata bahsa tidak salah tetapi juga kurang efektif.
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat ditanfkap dan mudah dipahami oleh pembaca,
menghayati masing-masing tutran itu. Keterpahaman inilah yang menjadi salah
satu kriteria kalimat efektif. Kriteria lain adalah kelaziman.
Kesalahan Kalimat
Kesalahan kalimat dapat dibedakan menjadi dua segi,
yaitu kesalahan internal dan kesalahan eksternal.
a. Kesalahan
Internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dalam kalimat.
Kesalahan dari segi internal ini dapat dipilah dari beberapa tipe, tipe pertama
adalah kesalahan kandungan isi yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis
seperti contoh di bawah ini:
(1) Dengan
pemakaian pupuk urea pil dapat menyuburkan tanaman dan meningkatkan produksi
pertanian. Seharusnya kata pemakaian
dihilangkan dan kalimatnya akan
menjadi Dengan pupuk urea pil dapat
menyuburkan tanaman dan meningkatkan produksi pertania.
(2) Kepada
semua informan mendapatkan dua macam instrumen yaitu angket dan catatan
kegiatan. Seharusnya menjadi semua
informan mendapatkan dua macam instrumen yaitu angket dan catatan kegiatan.
Tipe yang
kedua adalah kesalahan karena ketidaklengkapan seperti contoh dibawah ini :
(1) Situasi
pasar bunga memang tidak menggembirakan. Sehingga pada pedagang bunga mulai
berusaha di bidang bisnis yang lain.
Kalimat
kedua pada teks tersebut hanya diisi keterangan, lebih baik jika kalimat itu
diintegrasikan menjadi satu dengan kalimat sebelumnya seperti berikut ini.
Situasi pasar bunga memang tidak
menggembirakan sehingga pada pedagang bunga mulai berusaha di bidang bisnis
yang lain.
Kalimat yang digunakan adalah kalimat-kalimat yang
padat. Karena itu, kalimat-kalimat yang boros dan kata-kata dipandang sebagai
kalimat yang tidak baik walaupun kalimat itu benar dari segi gramatika. Kalimat
berikut ini adalah kalimat yang boros dan juga dapat dibuat menjadi lebih ringkas,
misalnya :
(1) Berdasarkan
sifat masalah dan tujuan penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan
adalah rancangan penelitian deskriptif.
(2) Proyek
lembah Dieng terletaj di dukuh Sumberjo, desa Kalisungo yang termasuk dalam
daerah kabupaten Malang. Daerah Malang yang sejuk terdiri dari
pegunungan-pegunungan kecil.
Dua buah kalimat dalam
paragraf tersebut benar-benar internal, tetapi salh secara eksternal. Kedua
kalimat itu tidak membentuk satu gagasan yang utuh dan padu dalam paragraf.
Membetulkan Kesalahan Kalimat
Ada beberapa jenis kesalahan
dalam menyusun kalimat.
1. Kalimat tanpa Subjek
Dalam menyusun sebuah kalimat seringkali dengan kata depan atau
preposisi, lalu verb nya menggunakan bentuk aktif atau berawalan men- baik
dengan dengan atau tanpa akhiran kan. Contoh :
(1) Bagi
yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.
(2) Untuk
perbaikan prasarana pengairan tersebut memerlukan partisipasi aktif dari
masyarakat.
Untuk
membetulkan kalimat diatas dapat dilakukan dengan :
a) Menhilangkan
kata depan pada masing masing kalimat tersebut
b) Mengubah
verba pada kalimat tersebut, misalnya dari aktif menjadi pasif.
Jadi
kemungkinan pembetulan kedua kalimat adalah :
(1)
Yang
merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor
(2)
perbaikan
prasarana pengairan tersebut memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.
2. Kalimat dengan Objek Berkata Depan
Kesalahan yang telah dibicarakan diatas dapat dikatakan sebagai
kesalahan pemakaian kata depan pada awal kalimat yang biasanya diduduki subjek
dan juga sering di temukan pada objek. Contoh :
(1) Hari
ini kita tidak akan membicarakan lagi mengenai soal harga, tetapi soal ada
tidaknya barang itu.
(2) Dalam
setiap kesempatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan tentang dampak
positif pembuatan waduk
Kalimat (1)
dan (2) dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata depan mengenai pada kalimat
(1) dan tentang pada kalimat (2) menjadi seperti di bawah ini.
(1)
Hari
ini kita tidak akan membicarakan lagi soal harga, tetapi soal ada tidaknya
barang itu.
(2) Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan
bosannya mendiskusikan dampak positif pembuatan waduk.
3. Kontruksi Pemilik Berkata Depan
Kesalahan pemakaian kata depan lain yang ditemui pada kontruksi frasa:
termilik + pemilik. Contohnya :
(1) Kebersihan
lingkungan adalah kebutuhan dari warga
(2) Buku
buku daripada perpustakaan perlu ditambah.
Kontruksi frasa yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku buku
daripada perpustakaan ini sering kita dengar dalam pidato pidato, misalnya :
(3) Biaya
dari pembangunan jembatan ini; kenaikan daripada harga harga barang elektronik.
Dalam karangan keilmuan kontruksi frasa yang tidak baku seperti di atas
hendaknya dihindari karena dalam bahasa Indonesia hubungan “termilik + pemilik”
bersifat implisit.
Kesalahan yang sering terjadi ialah pemakaian verba seperti kalimat
dibawah ini, misalnya:
(1) Setelah
semuanya siap, mereka menaburi benih ikan yang terpilih.
(2) Panitia
menyerahkan hadiah lomba ketrampilan remaja pada acara penutupan.
Kesalahan
seperti kalimat diatas dapat dibetulkan dengan cara melengkapinya, seperti
dibawah ini:
(1a) Setelah semuanya siap, mereka menaburi
benih ikan yang terpilih kolam itu.
4.
Kalimat
yang ‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat dasra, verba dapat dibedakan menjadi verba yang meuntut
hadirnya satu ‘pelaku’ dan verba yang menuntut hadirnya lebih dari satu
‘pelaku’. Contoh :
(1) Dalam
perkelahian itu dia berpikul-pukulan dengan gencarnya.
(2) Dalam
seminar itu dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan sampai
berjam jam.
Dalam kalimat 1 verba berpukul pukulan menuntut hadirnya dau pelaku
yaitu dia dan orang lain, misalnya Iqbal. Demikian pula dengan kalimat 2
diperlukan hadirnya pelaku sebagai mitra diskusi, misalnya para pakar.
(1)
Dalam
perkelahian itu dia berpukul pukulan dengan Iqbal.
(2)
Dalam
seminar itu, dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan dengan para pakar.
5.
Penempatan
yang slah kata aspek pada kalimat pasif berpronomina
Menurut kaidah, kanstruksi pasif berpronomina berpola aspek + pronomina
+verba dasar. Kesalahan yang sering terjadi ialah penempatan aspek di antara pronomina
dengan pronomina dengan verba. Contohnya :
(1a) Saya sudah katakan bahwa....
(1b) kita sedang periksa....
Bentuk bentuk seperti contoh diatas dapat dibetulkan dengan memindahkan
kata aspek kedepan pronomina menjadi sebagau berikut:
(1a) sudah saya
katakan bahwa....
(1b) sedang kita
periksa.....
6.
Kesalahan
Pemakaian Kata Sarana
Dalam menyusun kalimat sering dipakai kata sarana, kata sarana itu
dapat berupa kata depan dan kaya penghubung. Kesalahan yang sering terjadi
yaitu pada pemakaian kata depan di,pada,fan dalam. Contohnya :
(1) Di
saat istirahat penyuluh mendatangi petani.
(2) Dalam
tahun 1965 terjadi pemberontakan G30S/PKI.
Kata depan di (1) seharusnya adalah pada; kata depan dalam (2)
seharusnya adalah pada.
Adapun kesalahan pemakaian kata
penghubung umumnya terjadi karena ketidaksesuaian antara pemakaian kata
penghubung dan makna hubunngan antarklausanya, misalnya :
(3) Rapat
hari ini ditunda berhubung peserta tidak memenuhi kuorum.
Kata penghubung berhubung seharusnya di ganti karena atau sebab menjadi
seperti dibawah ini :
(3a) Rapat hari ini ditunda karena peserta tidak
memenuhi kuorum.
Efektivitas kalimat
Ada beberapa yang mengakibatkan suatu kalimat menjad iefektif. Penyebab suatu tuturan menjadi kurang efektif .
1.
Kurangpadunyakesatuangagasan
Telah kita ketahui bahwa setiap tuturan terdiri atas beberapa bagian atau satu angramatikal. Contoh :
Selulus dari SMA, Wati bercita-cita melanjutkan studinya di
fakultas ekonomi. Fakultas ekonomi didirikan pada tahun 1972.Dosen asisten,
dan karyawannya mempunyai dedikasi yang cukup tinggi.
Dengan mengetahui tidak adanya kesatuan gagasan pada contoh diatas, kita dapat menyimpulkan
bahwa kesatuan gagasan akan terwujud bila mana gagasan yang satu bertautan dengan gagasan-gagasan lain.
Kurang ekonomis pemakaian
kata
Ekonomis
dalam berbahasa berarti penghematan pemakaian
kata dalam tuturan. Penghematan ini berkaitan dengan masalah keseksamaan penuturan.
Agar penuturan menjadi seksama, kata-kata yang dipakai hendaknya sesuai benar dengan gagasan
yang ingin diungkapkan. Contoh :
Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah, tetapi juga dirasakan oleh kelompok
elite pribumi.
Menjadi:
Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah dan kelompok
elite.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar