Selasa, 04 November 2014

MEMBETULKAN DAN MENGEFEKTIFKAN KALIMAT


Untuk membetulkan sesuatu, kita harus mengetahui dengan tepat letak kesalahan trlebih dahulu. Pada dasarnya kesalah itu dapat di bedakan menjadi dua yaitu kesalahan ejaan dan kesalahan tata bahasa. Selanjutnya kita harus membedakan antara kalimat yang salah dan kaimat yang kurang efektif, suatu kesalahan bisa saja mengakibatkan tuturan yang bersangkutan kurang efektif, namun ada juga tuturan yang dari sudut tata bahsa tidak salah tetapi juga kurang efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat ditanfkap dan mudah dipahami oleh pembaca, menghayati masing-masing tutran itu. Keterpahaman inilah yang menjadi salah satu kriteria kalimat efektif. Kriteria lain adalah kelaziman.

Kesalahan Kalimat
               
                Kesalahan kalimat dapat dibedakan menjadi dua segi, yaitu kesalahan internal dan kesalahan eksternal.
a.       Kesalahan Internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dalam kalimat. Kesalahan dari segi internal ini dapat dipilah dari beberapa tipe, tipe pertama adalah kesalahan kandungan isi yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis seperti contoh di bawah ini:
(1)    Dengan pemakaian pupuk urea pil dapat menyuburkan tanaman dan meningkatkan produksi pertanian. Seharusnya kata pemakaian dihilangkan  dan kalimatnya akan menjadi Dengan pupuk urea pil dapat menyuburkan tanaman dan meningkatkan produksi pertania.
(2)    Kepada semua informan mendapatkan dua macam instrumen yaitu angket dan catatan kegiatan. Seharusnya menjadi semua informan mendapatkan dua macam instrumen yaitu angket dan catatan kegiatan.
Tipe yang kedua adalah kesalahan karena ketidaklengkapan seperti contoh dibawah ini :
(1)    Situasi pasar bunga memang tidak menggembirakan. Sehingga pada pedagang bunga mulai berusaha di bidang bisnis yang lain.
Kalimat kedua pada teks tersebut hanya diisi keterangan, lebih baik jika kalimat itu diintegrasikan menjadi satu dengan kalimat sebelumnya seperti berikut ini.
Situasi pasar bunga memang tidak menggembirakan sehingga pada pedagang bunga mulai berusaha di bidang bisnis yang lain.
               
                Kalimat yang digunakan adalah kalimat-kalimat yang padat. Karena itu, kalimat-kalimat yang boros dan kata-kata dipandang sebagai kalimat yang tidak baik walaupun kalimat itu benar dari segi gramatika. Kalimat berikut ini adalah kalimat yang boros dan juga dapat dibuat menjadi lebih ringkas, misalnya :
(1)    Berdasarkan sifat masalah dan tujuan penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif.
(2)    Proyek lembah Dieng terletaj di dukuh Sumberjo, desa Kalisungo yang termasuk dalam daerah kabupaten Malang. Daerah Malang yang sejuk terdiri dari pegunungan-pegunungan kecil.
Dua buah kalimat dalam paragraf tersebut benar-benar internal, tetapi salh secara eksternal. Kedua kalimat itu tidak membentuk satu gagasan yang utuh dan padu dalam paragraf.



Membetulkan Kesalahan Kalimat
Ada beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat.

1.       Kalimat tanpa Subjek
Dalam menyusun sebuah kalimat seringkali dengan kata depan atau preposisi, lalu verb nya menggunakan bentuk aktif atau berawalan men- baik dengan dengan atau tanpa akhiran kan. Contoh :
(1)    Bagi yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.
(2)    Untuk perbaikan prasarana pengairan tersebut memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.
Untuk membetulkan kalimat diatas dapat dilakukan dengan :
a)      Menhilangkan kata depan pada masing masing kalimat tersebut
b)      Mengubah verba pada kalimat tersebut, misalnya dari aktif menjadi pasif.
Jadi kemungkinan pembetulan kedua kalimat adalah :
(1)    Yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor
(2)    perbaikan prasarana pengairan tersebut memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.

2.       Kalimat dengan Objek Berkata Depan
Kesalahan yang telah dibicarakan diatas dapat dikatakan sebagai kesalahan pemakaian kata depan pada awal kalimat yang biasanya diduduki subjek dan juga sering di temukan pada objek. Contoh :
(1)    Hari ini kita tidak akan membicarakan lagi mengenai soal harga, tetapi soal ada tidaknya barang itu.
(2)    Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan tentang dampak positif pembuatan waduk
Kalimat (1) dan (2) dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata depan mengenai pada kalimat (1) dan tentang pada kalimat (2) menjadi seperti di bawah ini.
(1)    Hari ini kita tidak akan membicarakan lagi soal harga, tetapi soal ada tidaknya barang itu.
(2)    Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan dampak positif pembuatan waduk.

3.       Kontruksi Pemilik Berkata Depan
Kesalahan pemakaian kata depan lain yang ditemui pada kontruksi frasa: termilik + pemilik. Contohnya :
(1)    Kebersihan lingkungan adalah kebutuhan dari warga
(2)    Buku buku daripada perpustakaan perlu ditambah.
Kontruksi frasa yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku buku daripada perpustakaan ini sering kita dengar dalam pidato pidato, misalnya :
(3)    Biaya dari pembangunan jembatan ini; kenaikan daripada harga harga barang elektronik.
Dalam karangan keilmuan kontruksi frasa yang tidak baku seperti di atas hendaknya dihindari karena dalam bahasa Indonesia hubungan “termilik + pemilik” bersifat implisit.
Kesalahan yang sering terjadi ialah pemakaian verba seperti kalimat dibawah ini, misalnya:
(1)    Setelah semuanya siap, mereka menaburi benih ikan yang terpilih.
(2)    Panitia menyerahkan hadiah lomba ketrampilan remaja pada acara penutupan.
Kesalahan seperti kalimat diatas dapat dibetulkan dengan cara melengkapinya, seperti dibawah ini:
(1a) Setelah semuanya siap, mereka menaburi benih ikan yang terpilih kolam itu.


4.       Kalimat yang ‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat dasra, verba dapat dibedakan menjadi verba yang meuntut hadirnya satu ‘pelaku’ dan verba yang menuntut hadirnya lebih dari satu ‘pelaku’. Contoh :
(1)    Dalam perkelahian itu dia berpikul-pukulan dengan gencarnya.
(2)    Dalam seminar itu dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan sampai berjam jam.
Dalam kalimat 1 verba berpukul pukulan menuntut hadirnya dau pelaku yaitu dia dan orang lain, misalnya Iqbal. Demikian pula dengan kalimat 2 diperlukan hadirnya pelaku sebagai mitra diskusi, misalnya para pakar.
(1)    Dalam perkelahian itu dia berpukul pukulan dengan Iqbal.
(2)    Dalam seminar itu, dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan  dengan para pakar.

5.       Penempatan yang slah kata aspek pada kalimat pasif berpronomina
Menurut kaidah, kanstruksi pasif berpronomina berpola aspek + pronomina +verba dasar. Kesalahan yang sering terjadi ialah penempatan aspek di antara pronomina dengan pronomina dengan verba. Contohnya :
                (1a) Saya sudah katakan bahwa....
                (1b) kita sedang periksa....
Bentuk bentuk seperti contoh diatas dapat dibetulkan dengan memindahkan kata aspek kedepan pronomina menjadi sebagau berikut:
                (1a) sudah saya katakan bahwa....
                (1b) sedang kita periksa.....

6.       Kesalahan Pemakaian Kata Sarana
Dalam menyusun kalimat sering dipakai kata sarana, kata sarana itu dapat berupa kata depan dan kaya penghubung. Kesalahan yang sering terjadi yaitu pada pemakaian kata depan di,pada,fan dalam. Contohnya :
(1)    Di saat istirahat penyuluh mendatangi petani.
(2)    Dalam tahun 1965 terjadi pemberontakan G30S/PKI.
Kata depan di (1) seharusnya adalah pada; kata depan dalam (2) seharusnya adalah pada.
Adapun kesalahan pemakaian kata  penghubung umumnya terjadi karena ketidaksesuaian antara pemakaian kata penghubung dan makna hubunngan antarklausanya, misalnya :
(3)    Rapat hari ini ditunda berhubung peserta tidak memenuhi kuorum.
Kata penghubung berhubung seharusnya di ganti karena atau sebab menjadi seperti dibawah ini :
(3a) Rapat hari ini ditunda karena peserta tidak memenuhi kuorum.
               
Efektivitas kalimat
Ada beberapa yang mengakibatkan suatu kalimat menjad iefektif. Penyebab suatu tuturan menjadi kurang efektif .
1.       Kurangpadunyakesatuangagasan
Telah kita ketahui bahwa setiap tuturan terdiri atas beberapa bagian atau satu angramatikal. Contoh :
      Selulus  dari SMA, Wati bercita-cita melanjutkan studinya di fakultas ekonomi. Fakultas ekonomi            didirikan pada tahun 1972.Dosen asisten, dan karyawannya mempunyai dedikasi yang cukup tinggi.

Dengan mengetahui tidak adanya kesatuan gagasan pada contoh diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa kesatuan gagasan akan terwujud bila mana gagasan yang satu bertautan dengan gagasan-gagasan lain.

Kurang ekonomis pemakaian kata
                Ekonomis dalam berbahasa berarti penghematan pemakaian kata dalam tuturan. Penghematan ini berkaitan dengan masalah keseksamaan penuturan. Agar penuturan menjadi seksama, kata-kata yang dipakai hendaknya sesuai benar dengan gagasan yang ingin diungkapkan. Contoh :
Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah, tetapi juga dirasakan oleh kelompok elite pribumi.

Menjadi:

Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah dan kelompok elite.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar